Apa yang kalian rasain waktu liat teman dekatmu, sahabatmu, saudarimu sedang duduk jadi pengantin?
Aku, entahlah, tapi yang pasti dari bangku tamu aku hanya bisa memandangnya sembari mengirim doa untuk dia, semoga semoga segala kebaikan dunia maupun akhirat senantiasa ada bersamanya dan suaminya.
Hayo, buat Yayu, Silfa, Vey, Ewiz, yang nangis, apa yang kalian rasain? hehehe
Walaupun mataku hanya mampu berkaca-kaca saat lihat dia di pelaminan. Hatiku tak sanggup membendung tangis haru. Alhamdulillah perjalanannya telah sampai di baris ini. Barisan orang-orang yang akan membina sebuah keluarga kecil yang baru, sakinah mawaddah warahmah, Amin!
Ini kejadian yang aku alami di siang hari ini. Hari ini, sahabatku, telah menjadi seorang nyonya dari tuan gagah nan tampan. Semoga hatinya setampan wajahnya dan segagah perawakannya, untukmu, sahabatku.
Diantar dengan lagu Barakallah-nya bang Maher Zein sampailah mereka di singgasana raja dan ratu sehari itu.
Aku ingat, saat dia mengabarkan kalau malam itu orang tuanya sedang menunggu tamu. Seorang tamu yang yang datang dengan cinta dan akan mengambilnya dari orang tuanya. #kejam banget yak? Iya, di malam itu pun aku hanya sanggup mendoakannya semoga hingga acaranya berlangsung nanti semuanya berjalan lancar. Saat itu aku nggak nanya siapa laki-laki itu. Karena pada umumnya, kalau dikabarin kayak gitu, pasti nanya, mau nikah ama siapa? Susupo kalau kata orang sini. hehehe. Siapa pun, semoga dia lah, namanya yang telah tertulis di lauhul mahfudz sana bersanding dengan namamu saudariku. Amin ya Rabb!
NB : nyesel se nyesel-nyeselnya kenapa ngga bawa camdig. arghhh