Tes Potensi Akademik

Jumat, 13 Maret 2015

Ulang Tahun tak Terlupakan

"Jadi gini mba, laptop dan charger mba itu saya liat ada di depan tipi, saya linglung, trus saya ambil aja, dan udah saya jual"

Itulah Kalimat pengakuan yang keluar dari mulut, sebut saja namanya Anita. Bagaikan cermin retak yang dilempari batu, hati Mba hancur berkeping-keping mendengar pengakuan si Anita ini. Bagaimana bisa laptop itu jalan ke depan tipi sedangkan sebelum meninggalkan kamar, dengan sangat jelas dan yakin, laptop itu ada di atas meja di dalam kamar. Dan itu apa, dijual?. Dengan gampangnya Anita mengeluarkan kata-kata itu seolah tak bersalah, dia menjelaskan kapan dan di mana dia menjual laptop tersebut. Setelah mendengar pengakuan tersebut, pada malam itu juga kami memaksa Anita untuk mengantarkan kami ke tempat dia menjual laptop tersebut.

Sesampainya di sana, Alhamdulillah si mas yang membeli laptop ini mau bekerja sama untuk mendapatkan kembali laptop yang telah dijualnya kepada orang lain. 

Sebelum si Anita ini mengakui bahwa dialah yang telah mengambil laptop tersebut, kami berempat telah menginterogasinya dengan berbagai pertanyaan yang mungkin bisa menyudutkannya (menurut kami sendiri sih, hahaha). Tapi  emang dasarnya udah biasa bo'ong, dan mungkin kami gampang dibo'ongin, kami pun melepaskannya begitu saja.

Tapi apapun yang sudah terjadi, semoga dapat diambil hikmahnya. Semoga laptop Mba yang sampai sekarang masih belum bisa di-recovery data nya tersebut, aman dan semua datanya bisa dikembalikan seperti semula. 

Agar supaya judul dan isi tulisan ini nyambung, perlu diketahui bahwa insiden hilang laptop ini terjadi saat hari ulang tahun si Mba dalam tulisanku ini.

Aku bisa rasain bagaimana kesalnya Mba menghadapi Anita ini. Jika seandainya Anita mengakui perbuatannya saat kami berempat mengiterogasinya, mungkin kami takkan mengadukan ke kantor polisi dan mungkin laptop itu tak perlu di-recovery data.

Semoga proses recovery data laptop itu bisa segera selesai. Aamiin
\