Tes Potensi Akademik

Sabtu, 23 Maret 2013

Gw yang Nolak, Gw juga yang Patah Hati


Seperti judul tulisan gw di atas,seperti itu juga yang terjadi pada gw saat ini.
Gw ga tau kenapa jadi kayak gini. Awalnya kita hanya saling kenal, tapi bukan sebagai teman. Entahlah. Kita saling bertukar kabar. Dua bulan setelah kepulangannya ke Jakarta, gw ga pernah dapat kabar apapun. Sampai di siang itu, dia (yang namanya gw singkat BA) nanya nomer gw ke ade gw yang juga sebagai temannya. Awalnya gw heran, kenapa adek gw mesti ijin ke gw dulu boleh ngasih nomer ke dia atau tidak. Tapi kemudian gw sadar kalo ade gw juga care sama gw, dia protect gw. Gw, sebagai seorang yang ramah dan sedikit polos langsung aja bilang ke ade gw , “kasih aja”.

Kamis, 14 Maret 2013

Kata Orang Melayu "Makan Angin" Bahagian 1

           Bulan November lalu, ka Indri, kakak sepupu aku dinikahi oleh seorang pemuda dari Bengkalis, Riau. Acaranya dilaksanakan di rumah ka Indri di Palu. Tiga bulan setelah itu, tepatnya tanggal 5 November 2013 dilaksanakan lagi acara resepsi di tanah kelahiran Bang Alam (suami ka Indri), di Bengkalis. Orang tua dan saudara-saudara ka Indri pun berangkat untuk menghadiri resepsi di sana. Perjalanan Palu-Bengkalis adalah perjalanan yang lumayan panjang dan Alhamdulillah aku ikut dalam perjalanan itu. Pada hari sabtu 2 Februari 2013 kami (Tante, Om, Ka Isna, ka Ucen, ka Indra, Salwa, dan aku) berangkat menuju Jakarta untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Pekanbaru sehari setelahnya. Palu-Jakarta ditempuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam melalui jalur udara. Tak ada yang spesial dalam perjalanan Palu-Jakarta ini. Mungkin karena aku sudah terbiasa dengan rute perjalanan ini ketika jaman kuliah dulu. Sedangkan untuk perjalanan Jakarta-Pekanbaru ditempuh dalam waktu( 1 jam 45 menit). Ketika pesawat telah berada di atas kota Pekanbaru dan sang kapten telah menurunkan ketinggian jelajah pesawatnya, aku menoleh keluar. Aku yang kebetulan duduk di samping jendela menolehkan kepala melihat pemandangan Riau dari atas. Seluas mata memandang yang terpampang adalah perkebunan kelapa sawit yang teratur rapi dan indah.
           Inilah pulau Sumatera dan inilah Pekanbaru ibukota Riau. Indah dan menawan, namun bukan ini tujuan kami. Setibanya di Bandara Sultan Syarif Kasim II kami dijemput oleh ka Indri dan Bang Alam untuk melanjutkan perjalanan ke Bengkalis.