Buat gw, pertanyaan seperti ini hanya pantas dilontarkan oleh dua orang, pertama calon suami dan kedua adalah suami. Untuk pertama kalinya gw diteror*yah, gw anggap orang yang bukan dua orang tadi, yang nanya itu adalah peneror*. Ketika pertanyaan itu muncul di layar HP, mendadak muka gw merah. Seperti ada bara api di muka gw. Panas. Seketika darah gw medidih saking panasnya bara api tersebut. LO SIAPA SIH? ORANG TUA GW BUKAN, DOKTER YANG LAGI MERIKSA GW JUGA BUKAN. Pengen rasanya gw banting HP yang ada di tangan gw saat itu. Tapi sayang, HP gw cuma satu. Hahaha.
Alhamdulillah Allah masih sayang sama gw,
sehingga gw ga perlu marah2 ke orang tersebut. Setidaknya gw masih bisa
menjawab dengan perkataan yang baik. Menurut gw.
Perlu diketahui, orang itu bukan calon
suami gw apalagi suami gw. Dia hanya seorang kerabat jauh, jauuuuuh banget
(saudaranya suaminya cucunya adenya kakek gw). Nah lho bingung. Udah ga usah
dipikirin. Kabar baiknya gw masih menganggap dia kerabat jauh (itu juga kalau
tidak ingin disebut orang asing). Dia yang tiba-tiba sok dekat dan sok akrab
mengirim pesan pendek ke gw. Dan gw, yang kalo diakrab-akrabin sama orang akan
mengakrabkan diri juga, membalas semua pesan pendeknya tersebut. Runtutan
sms-nya seperti ini. “skj” adalah si kerabat jauh, dan “gw” adalah gw.
skj : ne nomorku
Tri.
Gw : iya ka, saya
simpan
skj : ngekostkah
Tri?
Gw : iya, di
Sukabumi ngapain ka, kerja? *sebelumnya chat di FB dia bilang kalau sedang
berada di Sukabumi
skj : Ambil S2 di
blablabla, ngekost sendiri aja kah?
Gw : iya, udah
biasa, S1 di Bogor kemaren juga tinggal di kost.
skj : aku bisa
jalan2 ke kostmu? Kan dekat aja dari sini. Jauh lagi Palu-Gio
Gw : Ha? Ini Jogja
loh, Jogja bukan Bogor. Jauh kali dari Sukabumi sana
skj : eh, si
Fulanah apa nama FB nya?
Gw : bentar, saya
cariin, saya ga apal soalnya ga pake nama aslinya.
Skj : dekat aja tuh.
Boleh kan nginap di kost-mu? *eh masih bahas soal kost ternyata
Sampe di sini gw punya firasat ga enak. Perasaan nih orang
udah nikah. Dan itu apa, nginap?. Alarm gw langsung bunyi di level siaga III. Naudzubillah
min dzaalik. Seumur-umur, tidak pernah dan ga akan pernah ada laki-laki nginep
di kost gw. Titik.
Sms nya masih berlanjut tentang si Fulanah yang ternyata
adalah mantan pacar yang katanya paling dia sayang. Dan gw pikir buat apa lo
pacaran 5 tahun tapi ujung-ujungnya nikah sama orang lain. Huft. Gw jadi kasian
sama si Fulanah itu, dan lebih kasian lagi sama istri dan anak-anaknya. Semoga
segera diberi hidayah dari Allah buat gw dan dia. Allahuyahdii wa yahdihu.
Aamiin!
Dan akhirnya tibalah pada sms itu. Sms yang bikin gw naik
pitam.
Skj : tapi di Jogja jadi liar Tri? *ini pertanyaan apa? emang gw hewan dikatain liar.
Gw :
liar? Siapa yang liar?
Skj : kamu ga nakal
kan de di situ?
Gw : Nakal? Emang saya
anak kecil. oh, saya ngerti kata liar tadi. Naudzubillah min dzaalik. Saya
masih sayang sama orang tua.
Pertanyaan masih berlanjut dan saat itu alarm gw udah berbunyi
di level “awas”.
Skj : kamu masih
perawan? *haduuuuh apa dia ga bisa baca jawaban tersirat di sms gw sebelumnya.
Dan ini jawaban gw saat itu.
Gw : ya iyalah, gw
belum nikah kali ka, pertanyaan gila macam apa itu.
Skj : siapa tau
sudah kawin duluan, hahaha
Nah loh ditanya dan dituding kayak gini apa ga bikin naik
darah? tambah sebal lah gw dengan tudingan seperti itu. Mana sms nya pake
ketawa ngakak gitu lagi, serasa gw dihina dengan sehina-hinanya hinaan dan
difitnah dengan sekejam-kejamnya fitnaan. Gw tenangin diri dulu baru gw ketik
balasannya. Kalau ga ditenangin bisa-bisa gw ngutuk tuh orang untuk sadar dan
kembali di jalan yang benar. Pokoknya yang gw tau kata-kata itu tidak pantas
diucapkan OLEH seorang saudara. Apalagi diucapkan KEPADA orang yang ingin
menjalin silaturahim dengan baik.
Gw : Masih bisa
jaga diri kali gw mah. Dan Alhamdulillah pendidikan dasar tentang itu udah
sangat melekat di hati dan jiwa gw dari jaman sekolah sampe sekarang ini. Dan
itu jadi prinsip hidup gw.
Setelah mengirim balasan sms tersebut, sejenak
gw berpikir dan mencari penyebab dari sms-sms dia yang menurut gw kurang sopan
untuk ditanyakan apalagi terhadap orang yang baru saja berkomunikasi dengan
kita. Ada sebab ada akibat. Kalau akibatnya adalah pertanyaan-pertanyaan kurang
sopan tadi maka yang bisa menjadi sebabnya adalah : Mungkin dia yang sering
bergaul dengan anak-anak kost yang seperti “itu” jadi berasumsi bahwa semua
anak kost adalah sama. Atau mungkin dia melihat fenomena anak gadis di kampung
sudah terlalu banyak yang hamil di luar nikah. Atau memang dia yang kuper, ga
tau kalau di belahan bumi lain (gw ga tau dia tinggal di belahan bumi seperti
apa saat ini) masih banyak perempuan-perempuan single yang menjaga kehormatan
diri, keluarga, bangsa bahkan yang terpenting AGAMAnya.
Dan masih banyak kemungkinan lain yang
tidak sempat terpikirkan oleh gw.
Gw juga sadar, dan mencoba menginstrospeksi
diri gw sendiri, bahasa kerennya muhasah, mungkin ada kesalahan gw, baik itu
kelakuan gw maupun perkataan gw yang menyebabkan timbulnya pertanyaan tidak
sopan tadi. Dari sini gw juga sempat berpikir. Betapa ngerinya hidup di jaman
sekarang ini. Syaithanirajim sudah merekrut pasukan yang banyak hingga bisa
masuk dan menggoda manusia dari sisi manapun yang dia sukai.
Oh iya, gw juga sempat mengeluhkan
pertanyaan gila tadi ke teman yang sudah gw anggap saudara kandung gw. Dan
hebatnya, gw dapat jawaban seperti apa? “dia itu mau cari tau tentang kau
bagaimana, tapi pake bentuk pertanyaan tertutup (YA/TDAK)” itu jawaban dari
teman gw tadi. Inti dari jawaban itu adalah POSITIVE THINKING. Thanks DPL, you
are my beloved sister.
Dan hasil pikiran positif gw mengatakan
bahwa mungkin si skj ini memang mau tau tentang gw, mungkin dia mau menjalin
silaturahim, mungkin dia bermaksud baik walaupun gw ga nemu maksud baiknya di
mana dari pertanyaan itu, dan mungkin
dia juga hanya ingin bercanda walaupun gw dan siapapun orang di dunia ini pasti
setuju kalau pertanyaan itu bukan bahan candaan.
Dari apa yang udah gw paparin jelas di atas,
gw bisa menangkap beberapa poin yang
menjadi titik berat tulisan gw saat ini.
- Pertama : sepertinya susah untuk jadi perempuan single di usia yang hampir mendekati ¼ abad. Orang-orang akan bertanya serta ragu akan identitas sang perempuan tadi.
- Kedua : Seperti kalimat “jangan menilai buku dari covernya” seperti itu juga kesimpulan gw. Gw pikir si skj ini adalah orang alim. Alim dalam arti yang luas. Bukan sekedar berpenampilan ala guru agama dan mengerjakan ibadah-ibadah lainnya, tapi alim dalam artian berilmu. Namun fakta yang gw dapat jauh dari kata alim tersebut.
- Ketiga : Tingginya tingkat pendidikan seseorang tidak menjamin tingginya adab orang tersebut.
- Keempat : Ternyata gw punya sifat pendendam yang buruk. Terbukti dari tulisan gw ini. Kejadian ini sudah berlangsung tiga hari yang lalu dan gw masih saja mau menuliskan ini. Gw hanya berharap semoga dengan ini, rasa sakit hati gw bisa terobati.
Dan yang terakhir gw
Cuma bisa berdoa semoga gw dijauhkan dari laki-laki yang punya niat jahat.
Semoga laki-laki yang akan jadi suami gw kelak jauh dari sifat-sifat buruk yang
ada di pikiran buruk gw saat ini. Semoga semua teman-teman perempuan gw
mendapatkan jodoh yang baik bukan hanya menurut pandangan dunia tapi juga
akhirat.. Dan semoga segera diberi hidayah kepada kerabat jauh gw ini. Semoga
rumah tangga nya langgeng hingga ke surga. Semoga istri dan anak-anaknya sehat
sentosa dan senantiasa berada dalam kebaikan. Semoga anak-anaknya menjadi anak
dan orang yang shaleh. Aamin ya Rabbal’aalamiin.

3 komentar:
Hi...kita sefikiran ya...
Hmmm, semoga doanya segera dikdikabulkan Allah Swt,,,Aamiin.
Gw baca di tahun 2019 wkwkwkw... beri pendapat jika seorang cowok yg benar" menjaga kesucianya menanyakan soal keperawanan kepada si wanitanya.? Atau si calaon atau yg dia sayangi
Jika dia menanyakan hal di atas wajar apa enggak.?
Posting Komentar