Tes Potensi Akademik

Kamis, 14 Mei 2015

8 Mei 2015

Tanggal 8 Mei 2015 jatuh pada hari Jumat dan hari terakhir aku berada di kota Kendal.

Sehari sebelumnya. 
Masih di kediaman Lainil, rumah yang jadi tempat melepas lelah setelah acara pernikahan Nurus.

Kumandang adzan maghrib pada kamis sore itu baru saja usai. Sesaat setelahnya, Hp nokia-ku berdering. Nada dering khusus panggilan keluarga. Dengan segera aku menekan tombol hijau di hape nokia kesayanganku tersebut. Terdengar suara berat seseorang dari seberang sana. Suara Papa. Setelah mengucap Salam, Papa menanyakan posisiku saat ini. Pertanyaan kedua yang pasti dan selalu ditanyakan saat kami berbincang melalui telepon.

Sebelumnya, aku telah meminta izin dan memberi kabar bahwa akan berkunjung ke nikahan salah satu teman di Kendal. Mama menanyakan seperti apa acara prosesi adat dan kebiasaan orang-orang di sini saat melangsungkan upacara pernikahan. Dan perbincangan mengalir seperti biasa. Sebelum menutup telepon tak lupa aku menitipkan pesan untuk adikku. Aku meminta hadiah ulang tahun darinya. Hahahaha. Kakak yang semena-mena.

Saat topik obrolan kami berganti menjadi ‘ulang tahun’,  Mama menanyakan berapa usiaku tahun ini. Seketika aku berpikir, jangan-jangan aku bukan anak mereka. Aduh, efek sinetron mana lagi ini. Hahaha.

Mama  berujar, bahwa saat usia mama seusiaku saat ini, beliau sudah memiliki tiga anak dan pensiun dari melahirkan. “kamu udah tua di sekolah, nak” begitu kira-kira kata Mama. Walaupun Mama dan Papa seakan meledekku. Namun tak pernah sekalipun mereka menanyakan kapan aku akan menikah. Pertanyaan yang paling aku benci saat ini.  Tahun ini, usiaku memang telah melewati ¼ abad.  Dan belum pernah ada seorang pria yang mengenalkan diri kepada mereka sebagai teman dekatku.
Kenapa jadi melow seperti ini tulisanku.

Kembali ke topik utama. Sama seperti orang-orang pada umumnya. Paling tidak mereka memiliki beberapa hari spesial dalam hidupnya dan salah satunya adalah hari ulang tahun mereka sendiri. Begitupun denganku. Delapan Mei adalah hari spesial dalam hidupku. Hari ulang tahunku.

Intan adalah yang pertama mengucapkan doa-doa untukku di hari itu. Disusul kemudian dengan Fadlia Muhadjir, saudaraku seiman seatap selama 6 tahun di pondok pesantren. Kemudian saat tiba kembali ke rumah kos, mba Afni, Lintang dan Mba Tri juga mengucapkan selamat ulang tahun untukku.

Sehari kemudian, di sabtu sore. Laela mengirim pesan lewat bbm, menanyakan apakah aku berada di kos atau tidak. Laela ingin meminjam helm. Oke, kataku, aku di kos dan memang tidak berencana keluar malam itu.

Pukul 7 lebih 15 menit, setelah aku mengakhirkan doa selepas isya, Laela sudah nongol depan pintu kamarku yang memang sengaja kubuka.

“aku tunggu kabar dari temenku dulu ya kak Petri” kata Laela

“emang mau jemput teman di mana, Lela?” tanyaku

“di Janti, kak Petri” jawab Laela

“temannya dari mana?” tanyaku lagi.

“dari ini, mmm, apa nih, dariiiii Purbalingga, iya Purbalingga” jawab Laela sambil mengutak-atik smartphone nya.

Tak lama berselang setelah Laela menjawab pertanyaan terakhir tadi, tiba-tiba dua perempuan kece muncul di depan pintu kamarku sambil membawa sekotak pizza sembari mengucapkan “selamat ulang tahun”. Waah aku begitu terkejut dan terharu. Ternyata teman yang dimaksud Laela adalah dua perempuan ini. Dan kenyataannya, mereka berdua berasal dari Banjarnegara dan Medan. “ini mah bukan dari Purbalingga, Lela” sahutku. Hahaha


Hari itu, sebenarnya aku agak kurang enak badan. Nafsu makan berkurang. Kalaupun makan, kadang terasa mual. Malam sebelumnya saat tiba di rumah kos, aku juga muntah setelah makan beberapa suap nasi. Sepertinya aku masuk angin dan kelelahan akibat perjalanan pulang dari Kendal. Tapi kemudian malam itu, aku begitu bersemangat bertemu dengan 3 perempuan kece ini, Laela, Intan dan ka Maya. Sepertinya mereka menjadi mood boosterku malam itu. Terima kasih banyak dan kamsahamnida. Sarangheyo for you all pokoknya mah.

Taraaaa.....Happy Birthday To Me


Tidak ada komentar: