Sabtu 8 Agustus 2015 adalah hari bersejarah bagi kami bertiga, Aku, ka Maya dan Intan. Hari dimana pertama kalinya kami menginjakkan kaki di salah satu pulau yang menjadi destinasi wisata hampir semua orang Indonesia.
Prolog yang cukup lebay menurutku. hahaha
Tapi iya, hari itu gelombang dan cuaca laut yang akan kami seberangi cukup cerah dan bersahabat, sehingga kapal Ferry Siginjai yang mengantarkan kami menuju Karimun Jawa diizinkan untuk berlayar. Perjalanan Jepara-Karimun Jawa menggunakan Siginjai ini memakan waktu hingga 4,5 jam. Kapal bertolak dari Pelabuhan Kartini, Jepara menuju Karimun Jawa pada pukul 7 pagi. Sebenarnya sih ada kapal express yang lebih cepat (Jepara-Karimun 2 jam), namun dengan pertimbangan dana yang minim, akhirnya kami memilih untuk menggunakan Siginjai ini. Dengan harga 57 ribu Rupiah, suasana kapal sebanding dengan apa yang kita bayarkan. Cukup nyaman jika masih beroleh tempat duduk.
Selama 4,5 jam pelayaran tersebut, kami bertiga, terutama aku hanya memejamkan mata, tertidur, bangun, ngobrol sebentar, memejamkan mata lagi, tertidur lagi, bangun lagi, melirik kanan-kiri dan hampir seluruh penumpang di ruangan kami khusyuk dengan alam mimpinya, memejamkan mata lagi hingga sampailah kapal tersebut di Pelabuhan Karimun Jawa. Benar-benar perjalanan lama dan membosankan menurutku.
Setibanya di Pelabuhan Karimun Jawa, kami langsung mencari staff agen tour yang kami pilih sebelum hari keberangkatan.
Bukan iklan, bukan promosi, kami bertiga sampai di sana menggunakan jasa Agen KompakTour. Dari paket yang telah kami pilih, kami memperoleh fasilitas tiket Siginjai PP Jepara-Karimun Jawa, homestay, sarapan dan makan siang, sewa kapal kecil dan alat snorkling +tour guide, dan dokumentasi foto-foto underwater.
Setelah bertemu dengan staff agen tour yang bertugas tersebut, bersama rombongan yang lain, sesama pengguna jasa kompaktour, kami diantar menuju homestay. Jarak pelabuhan ke homestay cukup dekat, sekitar 2-4 menit menggunakan kendaraan bermotor. Mengingat mandi terakhir kami adalah sore di hari jumat, sesampainya di homestay yang pertama dilakukan adalah membersihkan diri a.k.a mandi. Istirahat. Empuknya kasur mengantarkan kami ke fase terdalam dalam alam bawah sadar. Lebih dalam dan lebih dalam lagi. Ini kayak mau dihipnotis. hahaha.
Hari pertama ini belum ada aktivitas tour dari agen sehingga yang kami lakukan di sore harinya adalah jalan-jalan mengitari alun-alun yang berjarak 5 menitan jalan kaki dari homestay. Jangan dibayangkan alun-alun di sini seperti alun-alun di Jogja atau Malang. Alun-alun di sini adalah sebuah lapangan sepakbola, dipinggir laut, dekat dengan dermaga kecil sehingga angin berhembus cukup kencang. Cukup banyak yang berjualan makanan di pinggir lapangan tersebut. Setelah terpilih kandidat penjual makanan yang akan kami singgahi untuk numpang makan, kami pun duduk depan gerobak jualannya dan memesan menu sesuai selera. Intan memesan Siomay, Aku dan Ka Maya memesan batagor. Seporsi makanan yang kami pesan berharga 9 ribu. Walaupun tidak seenak batagor Bandung asli (ya iyalah, bukan di Bandung) lumayan untuk menutupi lapar akibat pelayaran penyebrangan yang cukup lama di pagi hari tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar